Network
PORTAL PAPUA BARAT - Sejauh ini, pembalap tanah air tidak dapat berbicara banyak tentang perlombaan Grand Prix (GP). Hal tersebut dibenarkan langsung oleh tim manufaktur Indonesia, Pertamina Mandalika.
Direktur Tim Pertamina Mandalika SAG, Kemal Nasution, akhirnya memberikan jawaban tentang masalah ini. Menurutnya, ini tidak dapat dipisahkan dari pengembangan prestasi yang belum berjalan efektif di Indonesia.
Melihat situasinya, Kemal juga menyebutkan bahwa keberadaan Pertamina Mandalika adalah memperbaiki hal ini. Langkah ini dibuat untuk membuat pembalap lokal dapat unjuk gigi dan berprestasi ajang perlombaan GP.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Sagitarius 3 September 2021: Orang-orang di Sekitar Anda Terus Memperhatikan Anda
“Pembinaan prestasi olahraga motor balap, khususnya roda dua (di Indonesia), belum ada apa-apanya. Selama ini tidak ada yang jalan. Makanya, kita di sini harus berusaha mulai dari sekarang, apalagi kita tahun depan punya infrastrukturnya, yaitu Sirkuit Mandalika,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kemal berkata kalau saat ini, Indonesia cuma fokus menggelar kompetisi road race (balapan memakai motor bebek). Hal itu jelas tidak membantu, bila tidak dibuat kelas balapan lanjutannya.
“Sebab motor bebek itu ga dapat dipakai (buat main di kelas MotoGP). Itu pembinaan yang kurang pas, jika kita mengaca kepada dunia. Jadi, jika kita amati piramida pembinaan prestasi motor balap dunia, paling dasar terdapat Kejurnas, PON, sampai Asia Road Race. Tapi di atas itu, Dorna dan FIM telah buat strategi (jenjang ke MotoGP), minimal mini GP,” ucap Kemal menjelaskan.
Saat ini, terhitung hanya terdapat satu pembalap Indonesia yang bertarung di kelas GP, ialah Andi Farid Izdihar alias Andi Gilang. Pada musim ini, dirinya tampak bersama Honda Team Asia di ajang Moto3 2021.***
