Minta Hentikan Operasi Militer di Maybrat dan Papua, Berikut 11 Pernyataan Sikap Mahasiswa Papua di Yogyakarta

- 11 September 2021, 14:21 WIB
Mahasiswa Papua Kota Studi Yogyakarta
Mahasiswa Papua Kota Studi Yogyakarta /Doc. Mahasiswa Papua Yogyakarta


PORTAL PAPUA BARAT - Puluhan Mahasiswa Papua kota studi Yogyakarta, meminta kepada Pemerintah Indonesia untuk menghentikan Operasi Militer di Kabupaten Maybrat dan di seluruh Papua. Hal tersebut disampaikan langsung oleh koordinator Mahasiwa Papua Yogyakarta, Yoseph Fatem, SH melalui siaran persnya, Sabtu 11 Februari 2021.

"Diperkirakan 7000 warga masyarakat sipil di kabupaten Maybrat wilayah Aifat Raya yang mencakupi lima distrik dan di dalamnya terdapat 50 kampung yang memilih mengungsi ke hutan, akibat terjadinya operasi oleh militer," kata Yosep.

Baca Juga: DAP Desak Hukuman Mati Pembunuh Sadis 2 Pemuda Papua di Wosi Manokwari

Yosep mengatakan, kejadian tersebut terjadi tepatnya di kampung Kisor dan Awet Maym. Akibatnya, masyarakat mengungsi keluar dari desa mereka sejak 3 September 2021 hingga saat ini.

“Dan saat ini para pengungsi sedang tersebar di beberapa kampung-kampung tetangga dan ada yang ke kota dan kabupaten sorong. Ada juga yang masih bertahan di hutan sejak mereka mengungsi, dengan bahan makanan seadanya sampai saat ini," katanya

Yosep mengatakan, aktivitas belajar mengajar lumpuh, aktivitas ibadah tidak berjalan, peternakan, perkebunan milik warga tidak terurus, rumah dan harta benda semuanya ditinggalkan.

Baca Juga: Warga Keluhkan Jalan Trans Papua Sorong Tambrauw yang Rusak Parah

Ia menjelaskan asal muasal kejadian ini bermula dari adanya penyerangan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) terhadap anggota TNI AD di Posramil di kampung Kisor pada tanggal, 2 September 2021 lalu. Penyerangan tersebut menewaskan 4 orang anggota TNI yang bertugas. Hingga saat ini, pos-pos militer didirikan di sepanjang jalan-jalan umum seperti di Susmuk, sungai Kamundan dan sebagainya.

"Militer menyita identitas warga sipil yang melintas dan juga melakukan pengecekan di jalan utama Sorong-Manokwari, Provinsi Papua Barat. Barang bawaan juga disita dan diperiksa, alat-alat berkebun seperti parang, kampak, dan tombak juga diambil. Kondisi ini membuat warga sipil menjadi trauma dan tidak bekerbun serta berburu dan aktivitas normal seperti biasanya,"ungkap Yosep.

Baca Juga: FAKTA atau HOAKS, Presiden Jokowi Umumkan Indonesia Bebas Masker dan Aktivitas Kembali Normal

Halaman:

Editor: Rafael Fautngiljanan


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah