PORTAL PAPUA BARAT - Banyaknya masyarakat sipil yang mengungsi ke hutan akibat operasi militer di Kabupaten Maybrat pasca penyerangan Posramil Kisor, Distrik Aifat Selatan, mendorong puluhan mahasiswa Papua di kota studi Yogyakarta melakukan konferensi pers untuk menyatakan sikap penolakan terhadap operasi militer tersebut.
Puluhan mahasiswa tersebut meminta dengan tegas agar operasi militer yang dilakukan oleh aparat TNI/Polri di Kabupaten Maybrat segera dihentikan.
Mereka menilai operasi militer yang dilakukan TNI/Polri selama ini justru memperkeruh konflik dan menimbulkan korban sipil tak bersalah.
Tidak hanya membuat ribuan masyarakat sipil mengungsi ke hutan, operasi militer tersebut juga telah menimbulkan huru-hara dan trauma di kalangan masyarakat sehingga takut untuk berkebun, berburu, maupun aktivitas normal lainnya.
"Diperkirakan 7000 warga sipil di kabupaten Maybrat, wilayah Aifat Raya yang mencakupi 5 distrik dan di dalamnya terdapat 50 kampung yang memilih mengungsi ke hutan, akibat terjadinya operasi oleh militer," kata Yoseph Fatem, salah satu koordinator mahasiswa Papua di Yogyakarta, melalui siaran persnya, Sabtu, 11 September 2021.
Yoseph menuturkan bahwa operasi militer membuat aktivitas belajar-mengajar pun lumpuh, aktivitas ibadah tidak berjalan, peternakan, perkebunan milik warga tidak terurus, rumah dan harta benda semuanya ditinggalkan.