Berkat Gerakan Literasi Nasional, Angka Buta Aksara di Indonesia Turun Setiap Tahun

- 18 September 2021, 05:14 WIB
Kegiatan pemberantasan buta aksara di PKBM Bahrul Ulum, Lombok Timur, NTB, yang berlokasi di permukiman Suku Sasak.*
Kegiatan pemberantasan buta aksara di PKBM Bahrul Ulum, Lombok Timur, NTB, yang berlokasi di permukiman Suku Sasak.* //Dok. Kemdikbud

Ia menyebut, persentase buta aksara tahun 2019 sebanyak 1,78 persen atau 3.081.136  orang, dan pada tahun 2020 turun menjadi 1,71 persen, atau menjadi 2.961.060 orang

Baca Juga: Resmi, Film Black Widow Telah Rilis 16 September 2021 Lalu
 
Tentu, penuruan persentase buta aksara tersebut tidak terlepas dari upaya pengembangan literasi nasional yang selama ini digalang oleh Kemendikbud ristek.

Jumeri menuturkan bahwab dalam upaya pengembangan literasi nasional, dapat ditempuh melalui gerakan literasi sekolah, gerakan literasi masyarakat, dan gerakan literasi keluarga melalui pendidikan formal dan nonformal.

Menurut Jumeri, peningkatan literasi masyarakat diawali dari upaya penuntasan masyarakat yang buta aksara.

Baca Juga: Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Masih Tinggi, Warga Harap Waspada
 
“Melalui layanan program pendidikan keaksaraan  diharapkan masyarakat buta aksara dapat meningkat kualitas hidupnya sebagai awal langkah untuk jenjang berikutnya," terang Jumeri.

"Masyarakat yang buta aksara mengikuti pendidikan keaksaraan dasar, selanjutnya keaksaraan lanjutan, dan selanjutnya ke jenjang pendidikan kesetaraan Paket A setara SD, paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA,”  tambahnya.


Selain itu, pada puncak peringatan HAI tingkat nasional, Direktur UNESCO Jakarta, Mohamed Djelid, memandang bahwa harkat dan martabat manusia sangat ditentukan oleh kemampuannya berliterasi.

Baca Juga: Semua Pekerja di Italia Wajib Memiliki Kartu Vaksin Digital

“Perayaan HAI tahun 2021 menjadi momentum yang tepat untuk menata model pembelajaran dan literasi yang lebih baik,” ucapnya dalam sambutan yang disampaikan secara daring.
 
Keberhasilan pemerintah Indonesia dalam upaya penuntasan buta aksara ini tentu saja tidak dicapai dalam semalam ataupun semudah membalikkan telapak tangan.

Proses yang telah dilalui diabadikan dalam berbagai penghargaan dari UNESCO, yakni King Sejong Literacy Prize tahun 2018, dan BASAbaliWiki tahun 2019 yang meraih penghargaan The Unesco Confucius Prize for Literacy.

Halaman:

Editor: Elvis Romario

Sumber: Kemendikbud.go.id


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah