Network
PORTAL PAPUA BARAT - Produser Alenia Pictures, Ari Sihasale menyatakan bahwa film bertema olahraga yang menjunjung patriotisme atlet dan dikemas dengan baik nantinya dapat menumbuhkan rasa nasionalisme masyarakat terkhususnya bagi anak-anak dan generasi muda. Tidak hanya itu, film bertema olahraga juga dapat mempromosikan suatu daerah.
"Film olahraga bisa bangkitkan nasionalisme, membangun gairah cinta Indonesia," ungkap Ari Sihasale seperti yang dikutip Portal Papua Barat dari Antara, Sabtu.
Sebagai contoh, filmnya yang berjudul King, yang digarap bersama Alenia Pictures dan didukung oleh Djarum Foundation, terbukti berhasil menumbuhkan rasa nasionalisme masyarakat Indonesia.
Hal ini terbukti dari adanya kegiatan nonton bareng atau nobar di mana-mana, bahkan ada warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Australia menonton film King tersebut.
Di sisi lain, film yang bertema olahraga tersebut juga mampu berfungsi sebagai sport diplomacy.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta Sabtu, 11 Desember 2021: Capricorn, Aquarius, dan Pisces
Selain itu, kehadiran film ini secara langsung ingin memperkenalkan daerah setempat, yang mana dalam film tersebut ada scene yang menunjukkan suatu daerah, seperti Ijen Banyuwangi. Sekedar informasi, Ijen Banyuwangi merupakan asal atlet bulu tangkis Liew Swie King.
Kedepannya, Alenia Pictures bersama Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK) akan bekerja sama menghadirkan film bertema olahraga.
“Tahun depan, tunggu hadirnya film bertema olahraga dari kami bersama LPDUK,” kata produser Alenia Pictures itu.
Di sisi lain, dari pakar olahraga, Bidawi Hasyim menyatakan bahwa hadirnya film bertema olahraga akan menjadi pendorong untuk meningkatkan minat olahraga bagi anak anak.
Ia mengatakan hadirnya teknologi hingga ke pelbagai daerah membuat anak-anak semakin suka melihat video daripada membaca buku.
Untuk itu, hadirnya film bertema olahraga dapat dengan mudah mempromosikannya terkhususnya pada anak-anak dan generasi muda.
“Sekarang ini, tidak hanya orang kota yang menikmati tayangan video (lewat di handphone--red), smartphone juga sudah sampe ke pelosok desa,” kata Bidawi.***
