PORTAL PAPUA BARAT - Di Indonesia, Bank dipercaya sebagai sebuah lembaga resmi yang memiliki fungsi tugas yakni menabung dan menyimpan uang. Namun, patut menjadi sebuah catatan tersendiri bahwa saat ini, Bank memberikan beban kepada para nasabahnya.
Beban tersebut antara lain ialah biaya administrasi yang tak disangka-sangka membuat saldo nasabah terkuras. Hal tersebut mengakibatkan adanya persaingan antara menyimpan uang di rekening tabungan Bank dan dana digital.
Perlu diketahui, saat ini lembaga atau institusi juga terus didorong. Lembaga dan intirusi diharapkan untuk terus mengembangkan produk atau layanannya masing-masing dengan alasan, agar dapat meningkatkan keuangan inklusi di Indonesia.
Baca Juga: Baru Empat Hari Penjualan, Debut Solo Lisa Blackpink Mencetak Rekor
Saat ini, sebagian besar masyarakat lebih terfokus untuk bertransaksi dengan uang elektronik. Dengan adanya diskon atau promo, masyarakat nyaman untuk bertransaksi dengan menggunakan uang elektronik.
Uang elektronik, terbagi atas dua bentuk, yakni chip based dan server based. Untuk chip based, selama pandemi penggunaannya relatif menurun karena terbatasnya mobilitas masyarakat. Uang elektronik berbasis chip banyak digunakan di sektor transportasi.
Saat ini terdapat uang elektronik yang pada prinsipnya sama seperti menyimpan uang di dompet sehingga tidak ada biaya administrasi. Secara umum jumlah pengguna, transaksi, hingga nilainya terus menunjukkan peningkatan.
Baca Juga: Ramalan Zodiak 1 September 2021 bagi Aries, Taurus dan Gemini
Hal tersebut dikatakan langsung oleh Uang elektronik Analis Sistem Pembayaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Pramudya Wicaksana, sebagaimana dilansir PikiranRakyat.com, Rabu 1 September 2021.
”Untuk server based, khususnya yang menggunakan HP, jumlahnya meningkat tajam. Di sisi lain, dengan adanya QRIS juga semakin mendorong peningkatan tersebut,” ujarnya.