Pembangunan Ekonomi Rendah Karbon, Pacu Laju Perekonomian Nasional

- 1 September 2021, 18:43 WIB
Ilustrasi pembangunan rendah karbon (LCD).
Ilustrasi pembangunan rendah karbon (LCD). //Pexels/chris leboutillier

PORTAL PAPUA BARAT - Chief Executive Officer Landscape Indonesia, Agus P. Sari mengatakan, saat ini pandemi Covid-19 berkecamuk dan mengakibatkan berbagai sektor ekonomi mengalami dampak yang signifikan.

Agus menjelaskan, pada sisi lain, tingkat deforestasi dan degradasi lahan yang tinggi, polusi udara dari kebakaran gambut, serta adanya penggunaan bahan bakar fosil yang selama ini telah berdampak negatif terhadap produktivitas dan kualitas hidup manusia.

Diketahui saat ini, kondisi dunia telah berubah dengan cepat, naiknya suhu bumi yang diperkirakan bakal 1,5 - 4 derajat Celcius dan eksistensi kehidupan manusia yang menghadapi sejumlah tantangan dampak iklim yang ekstrem.

Pemerintah mengalokasi anggaran senilai Rp23,45 triliun-Rp34,52 triliun. Besaran nilai anggaran ini baru 24 persen dari total anggaran yang dibutuhkan, oleh sebab itu salah satu upaya memacu kembali laju perekonomian nasional, adalah dengan menjalankan Pembangunan Ekonomi Rendah Karbon (LCD)

Hal tersebut dikatakan langsung oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) & Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoafra.

Suharso mengatakan bahwa dikarenakan alokasi dana dari APBN (untuk LCD) masih sebanyak 24% dari total yang dibutuhkan, sedangkan pihak non pemerintah diharapkan dapat mengalokasikan sebesar 76%.

“Karena alokasi dana dari APBN (untuk (LCD) ini masih 24% dari total dana yang dibutuhkan. Sedangkan 76% lainnya diharapkan dari non pemerintah,” kata Suharso Monoafra, Senin, 23 Agustus 2021.

Suharso mengatakan, (LCD) merupakan instrumen utama untuk mendorong pembangunan berkelanjutan, namun juga sebagai salah satu prioritas nasional.

Produktivitas ekonomi yang berkelanjutan  diharapkan dapat tercapai dengan adanya instrumen tersebut sekaligus menurunkan dampak ekologi yang terjadi akibat kegiatan ekonomi yang efek rumah kaca.

Selain itu, sangat butuhkannya strategi transformasi transisisi yang kokoh, sustainable dengan mempertimbangkan kesiapan sumberdaya, pendanaan, serta teknologi. 

Halaman:

Editor: Rafael Fautngiljanan


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah