Beliau menjelaskan bahwa tujuan lain dari penelitian ini tidak hanya bagian dari menanggapi darurat sampah di Singapura tetapi juga menghadirkan salah satu kemajuan yang praktis secara ilmiah di bidang kesehatan.
Produk tersebut lebih efektif digunakan untuk menjaga dan menutup area luka seseorang. Karena sifatnya lebih dingin dan lembab memungkinkan proses penyembuhan juga dapat berjalan dengan cukup cepat.
Bahkan, kualitas dari perbak hidrogen ini lebih ampuh dan menghemat biaya penelitian ketimbang perban konvesional yang biaya opersionalnya besar.
Baca Juga: Menderita Kelumpuhan Otak dan Penumpukan Cairan, Kedua Bocah Ini Butuh Uluran Tangan
Menariknya, tidak hanya kulit durian tetapi juga beberapa limbah makanan yang diproduksi dengan tujuan yang sama, seperti biji-bijian dan kacang kedelai bekas untuk menjadi hidrogen lunak.
Disclaimer: Artikel ini telah tayang sebelumnya di Pikiranrakyat-bandungraya.com dengan judul “Biasanya Dibuang, Ilmuwan Singapura Ubah Kulit Durian Menjadi Perban Antibakteri”.***