Network
PORTAL PAPUA BARAT - Pada Senin, 17 Januari 2022 saat Rapat Kerja (Raker) Komisi III DPR RI bersama Kejaksaan Agung, Arteria Dahlan anggota Komisi III DPR RI menyemapaikan kritik yang diajukan kepada Jaksa Agung ST Burhanuddin karena ketika rapat Arteria melihat ada Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) yang sedang berbicara menggunakan bahasa Sunda.
Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan tersebut, untuk mengganti Kajati yang saat itu ia bicarra menggunakan bahasa Sunda. Namun, Arteria tidak mengungkapkan siapa Kajati yang berbicara menggunakan bahasa Sunda tersebut.
Kemudian, pada Kamis, 20 Januari 2022 di Kantor DPP PDIP, Menteng, Arteria mengajukan permohonan maaf kepada masyarakat Jawa Barat terkhusus warga Sunda terkait dengan pernyatannya saat Raker Komisi III DPR RI dengan Kejaksaan Agung beberapa hari lalu.
Baca Juga: Film Nightmare Alley Kembali Tayang di Bioskop Mulai 19 Januari 2022 dengan Versi Barunya
Untuk kedepannya, Arteria mengaku akan lebih efektif dalam berkomunikasi.
“Saya dengan sungguh-sungguh menyatakan permohonan maaf kepada masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat Sunda atas pernyataan saya beberapa waktu lalu,” ungkap Arteria yang dikutip Portal Papua Barat dari Antara, Jumat.
“Saya sendiri akan lebih fokus dalam memperjuangkan keadilan bagi masyarakat, khususnya memerangi mafia narkoba, mafia tanah, mafia tambang, mafia pupuk, mafia pelabuhan/bandara/laut, mafia pangan, BBM, dan berbagai upaya penegakan hukum lainnya. Saya akan lebih bekerja secara 'silent', tetapi mencapai sasaran penegakan hukum. Sekali lagi terima kasih atas semua kritik dan masukan yang diberikan kepada saya,” tanggapan Arteria dengan rasa penyesalan.
Baca Juga: Terhenti di Babak Pertama, Aldila Ungkap Ada Peluang Namun Tak Bisa Mengambilnya
Dalam permohonanaan maaf dan klarifikasinya Arteria menyampaikan ke DPP Partai dan diterima Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, serta Ketua DPP PDI Perjuangan Komarudin Watubun.
