PORTAL PAPUA BARAT - Perubahan iklim dan bencana alam yang terjadi belakangan ini tentu saja memiliki pengaruh atau dampak yang signifikan bagi kehidupan manusia di dunia saat ini.
Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu upaya atau langkah konkret untuk menyikapi perubahan iklim dan bencana alam tersebut demi terciptanya dunia atau bumi yang lebih baik.
Melansir Antar, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mendorong komunitas internasional untuk bergotong-royong membangun Multihazard Early Warning System, atau sistem peringatan dini multibencana yang andal untuk menghadapi berbagai bencana alam dan perubahan iklim.
Baca Juga: UAS Merdeka Bejalar di SD Negeri Syujak Berlangsung Aman
"Gotong-royong menjadi sebuah pilihan terbaik di tengah situasi global yang tidak menentu akibat pandemi COVID-19, sebab kesenjangan antar negara semakin menonjol, di mana masyarakat global dan pemerintah kewalahan dengan krisis ekonomi global dan nasional," kata Dwikorita saat menghadiri acara Third Multi-Hazard Early Warning Conference (MHEWC-III) yang digelar di Bali, dikutip dari Antara, Senin, 30 Mei 2022 siang.
Dwikorita mengatakan ketahanan sosial ekonomi menjadi tantangan utama bagi banyak negara saat ini.
Tantangan tersebut, jelas Dwikorita, semakin berat dan kompleks seiring dampak perubahan iklim yang juga semakin nyata dan dinamika lempeng tektonik planet bumi yang menunjukkan tren peningkatan keaktifan.
Baca Juga: Kondisi COVID-19 di Papua Kian Membaik, Bank Papua: Perekonomian Akan Segera Pulih
Akibat perubahan iklim, peristiwa ekstrem semakin sering terjadi dengan intensitas yang lebih tinggi dan durasi yang lebih lama.