PORTAL PAPUA BARAT – Rencana dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) untuk membuat proyek di bulan akhirnya perlahan mulai terwujud.
Perusahaan yang bermarkas di Amerika Serikat tersebut telah bekerja sama dengan Laboratorium Nasional Idaho (INL) Departemen Energi untuk membangun pembangkit listrik di bulan yang tahan lama dan berdaya tinggi serta tidak bergantung pada matahari.
Rencana tersebut akhirnya diumumkan oleh NASA yang tengah mempersiapkan roket sepanjang 12 kaki dengan lebar 18 kaki agar bia membawa segala muatan material ke bulan.
Baca Juga: Serial Netflix Squid Game Masuk 3 Nominasi di Perhelatan Critics Choice Awards
Sebelumnya, pada 19 November lalu, INL menyatakan tengah mencari mitra industri untuk merancang sistem tenaga nuklir untuk diaplikasikan di bulan. NASA dan kontraktor DOE menjawabi permintaan tersebut.
Sebagai informasi, tujuan NASA tersebut untuk menjadikan bulan sebagai pangkalan luar angkasa sehingga memudahkan eksplorasi angkasa (penelitian, dst) serta akses ke planet Mars.
Tenaga nuklir adalah opsi utama yang akan digunakan membuat proyek pembangkit listrik di bulan.
Baca Juga: Kabar Anggotanya Positif Covid-19, Agensi K-Pop Kep1er: Semuanya Dinyatakan Negatif
Space Technology Mission Directorate NASA Jim Reuter menuturkan bahwa reaktor fusi bertenaga uranium yang disarankan karena berdaya guna membelah inti atom berat menjadi inti atom yang lebih ringan.