PORTAL PAPUA BARAT — Di Pameran Asana Bina Seni 2022 kolektif Sekawan Project memamerkan Museum of Nostalgia. Museum of Nostalgia tersebut konteksnya berfokus pada konstruksi sejarah mainan dan permainan di dalam ruangan semi terbuka yang keputusan tata letaknya dilandasi oleh tabrakan narasi utama teknologi dan kontra narasi yang diwakilkan melalui epistemologi nostalgia.
“Tujuan museumnya sendiri itu kami mau ngomongin komunal yang tiap generasi ke generasinya itu berbeda,” ungkap perwakilan Sekawan Project, Raafi Artha ke Portal Papua Barat Kamis, 28 Juli 2022.
“Terus karya yang ada di Museum of Nostalgia itu adalah mainan dan permainan yang temen-temen Sekawan pernah rasakan,” tambah Raafi.
Baca Juga: Bukan Kemenangan, Xavi Hernandez Soroti Hal Ini Usai Barcelona Kalahkan NY Red Bulls
Dalam Museum of Nostalgia tersebut ada 8 karya permainan, yakni sepeda racing, lompat tali, kolase beber, docudrama atau video mokumenter, telephone mom reminder, congklak, engklek, dan bakiak.
8 karya itu telah Sekawan kontekstualisasikan dengan zaman sekarang yang notabene-nya pakem industrial.
“Kami tunjukin ulang dengan sedikit perubahan dalam permainan itu. Seperti ingkling, yang biasanya kita dulu membuat garis-garisnya dan mainnya pakai potongan genteng. Terus kalau ini kami buat lampu dan di situ ada sensornya,” ungkap Raafi.
Baca Juga: Serangan Drone AS Tewaskan Pemimpin Al Qaeda Zawahiri di Kabul, Joe Biden: Keadilan telah Ditegakkan
Raafi melanjutkan, ada juga bakiak yang selop atau upper-nya saat zaman dulu terbuat dari karet ban saja, kemudian Sekawan Project memodifikasinya dengan memberi brand Nike.