Penggunaan bahasa ibu pada kelas awal tersebut ternyata dirasakan manfaatnya oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores.
Pemda Nakeo melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menerapkan penggunaan bahasa ibu pada 10 SD di Kecamatan Boawae.
Baca Juga: Seriusi Situasi di Papua, Komnas HAM: OPM akan Jadi Kelompok Prioritas untuk Diajak Dialog
Tentu saja, penggunaan bahasa ibu ini bertujuan agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan anak yang kesulitan menggunakan bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran.
Bupati Nagekeo dr. Johanes Don Bosco Do dalam kegiatan temu Inovasi 2 yang dilakukan secara daring, Selasa, 8 Maret 2022 kemarin membenarkan hal tersebut.
"Ada 10 sekolah yang menjadi model penerapan penggunaan bahasa ibu dalam kegiatan pembelajaran di sekolah yang telah dilakukan di Kabupaten Nagekeo," ungkap Bupati Johanes.
Baca Juga: Di Tengah Hujan Mengguyur Yogyakarta, Gubernur DIY Sambut Presiden Jokowi di Lanud Adisutjipto
Untuk diketahui, kegiatan temu Inovasi 2 yang dihadiri oleh Bupati Johanes membahas mengenai "Aktualisasi merdeka belajar pemanfaatan bahasa ibu dalam pembelajaran bagi siswa penutur bahasa tunggal".
Temu Inovasi 2 tersebut dilakukan dalam rangka memperingati Hari Ibu Internasional 2022 yang diikuti lebih dari 300 peserta terdiri atas para guru, praktisi pendidikan, perwakilan LSM, perwakilan Dinas Pendidikan, baik provinsi maupun kabupaten/kota.
Lantas, Bupati Johanes pun menerangkan bahwa sektor pendidikan menjadi perhatiannya karena dengan penggunaan bahasa ibu partisipasi siswa mengikuti sekolah semakin meningkat di daerah yang memiliki 158 PAUD, 180 SD, dan 62 SMP itu.