Sejak 2021, jelas Bupati Johanes, Pemda Nagekeo mulai menerapkan pemakaian bahasa ibu pada 10 sekolah di Kecamatan Boawae guna memutus rantai anak putus sekolah.
Bahkan pada 2022 bertambah 20 sekolah karena manfaat penggunaan bahasa ibu sangat dirasakan sehingga menjadi 30 sekolah yang menggunakan bahasa ibu pada kelas awal.
Bupati Johanes pun mengakui bahwa lenerapan bahasa ibu pada lembaga pendidikan dasar di Nagekeo bukan hal yang mudah.
Baca Juga: Pemerintah Hapus Syarat Tes PCR dan Tes Usap Antgen Covid-19 Bagi Pelaku Perjalanan Domestik
Diawali dengan melakukan identifikasi sekolah yang layak penerapan bahasa ibu, pelatihan para guru tentang konsep pembelajaran dan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), serta pembuatan dan penggunaan media pembelajaran dilakukan demi masa depan anak-anak Nagekeo untuk berselancar mengenal dunia pendidikan.
Di samping itu, pengawas sekolah di Kabupaten Nagekeo, Petrus Buku, mengatakan setelah dilakukan survei ditemukan 10 sekolah di Kecamatan Boawae layak dijadikan sekolah percontohan pembelajaran menggunakan bahasa ibu bagi siswa kelas awal.
"Dalam penerapan penggunaan bahasa ibu dilakukan bermain dan menyanyi menggunakan bahasa ibu yang dapat menggugah anak untuk belajar. Anak-anak juga diberikan buku-buku yang berisi huruf-huruf yang mudah diingat siswa," jelasnya.
Baca Juga: Liga 1: Persija Mengakui Keunggulan Borneo Usai Dikalahkan Dengan Skor 2-1
Petrus menegaskan apabila dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang bukan berbasis bahasa ibu, kecakapan siswa yang menerapkan bahasa ibu dalam pembelajaran menjadi lebih cepat membaca dengan lancar.