Siap Ganti Nama, Simak Polemik Nama Terbaru Negara India

- 8 September 2023, 20:29 WIB
Presiden Jokowi (kanan), dan PM India Narendra Modi, berbincang di sela-sela foto bersama KTT ke-20 ASEAN-India di Jakarta, Kamis 7 September 2023
Presiden Jokowi (kanan), dan PM India Narendra Modi, berbincang di sela-sela foto bersama KTT ke-20 ASEAN-India di Jakarta, Kamis 7 September 2023 /Media Center KTT ASEAN 2023/Dwi Prasetya/foc

Namun Bharat bukanlah tokoh sejarah

Akademisi yang berbasis di Paris, Catherine Clementin-Ojha, menulis dalam makalahnya pada tahun 2014: "Bharata adalah sebuah wacana tentang ruang, namun wacana yang tidak memungkinkan adanya representasi visual dari ruang tersebut. Berdasarkan wacana itu, tidak mungkin untuk menggambar peta dari makna modern kata tersebut." Bagaimana dengan nama India dan Hindustan?

Orang-orang Persia menyebut sungai Indus dengan sebutan 'Hindu' yang kemudian menjadi 'India' dalam bahasa Latin. Nama 'India' itu sendiri juga sudah kuno.

Baca Juga: Hadapi Tantangan di Era Disrupsi Pertelevisian, tvOne Manfaatkan Artificial Intelegence

Kaum Muslim Mughal yang memerintah negeri itu selama lebih dari dua abad membanggakan diri mereka sebagai "Badshah Hindustan", penguasa atau kaisar Hindustan.

Nama 'Hindustan' juga berasal dari bahasa Persia. Jadi baik India maupun Hindustan adalah nama-nama yang sudah lama ada sebelum pemerintahan kolonial Inggris yang dimulai dengan penaklukan Benggala pada 1757.

Kelompok nasionalis Hindu memainkan peran kecil dalam perjuangan kemerdekaan India.

Pemerintahan Modi telah menyerukan sidang khusus parlemen diadakan pada 18-22 September.

Baca Juga: Hadapi Tantangan di Era Disrupsi Pertelevisian, tvOne Manfaatkan Artificial Intelegence

Politisi oposisi dan komentator berspekulasi bahwa kesempatan ini dapat digunakan untuk mengubah nama negara.

Sidang itu bakal menjadi sidang pertama di gedung parlemen yang baru dibangun dan menampilkan peta Bharat Raya. Peta ini mencakup wilayah negara tetangga seperti sebagian Afghanistan, seluruh Pakistan, Nepal, Bangladesh, Sri Lanka, dan Myanmar.

Halaman:

Editor: Rafael Fautngiljanan

Sumber: BBC


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah