Hari Kelima Bencana Gunung Semeru, BNPB Laporkan Korban Meninggal Bertambah 43 Orang

9 Desember 2021, 19:46 WIB
Tampak kondisi rumah-rumah warga yang terdampak awan panas dan guguran Gunung Semeru. /Tangkap layar Instagram/lumajang_kab

PORTAL PAPUA BARAT - Memasuki hari kelima bencana awan panas dan guguran Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan ada tambahan korban meninggal menjadi 43 orang.

Melansir Antara, laporan tersebut dibeberkan oleh Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.

Baca Juga: Awan Panas Guguran Gunung Semeru Sebabkan 22 Orang Meninggal dan 27 Korban Hilang

"Rangkuman laporan dari tim pencarian dan pertolongan di lapangan per pukul 12.00 WIB, jumlah korban meninggal dari Gunung Semeru bertambah empat orang, sehingga totalnya menjadi 43 orang," kata Abdul dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 9 Desember 2021, dilansir dari Antara.

Abdul menjelaskan bahwa saat ini tim gabungan terus melakukan upaya pencarian dan pertolongan lanjutan di beberapa lokasi, seperti Curah Kobokan, Kajar Kuning, Tambang Satuhan/Kebondeli Utara, Kampung Renteng dan Kebondeli Selatan.

Baca Juga: PTUN Gugurkan Gugatan Perusahan Sawit, Bupati Sorong: Pintu Masuk Pengelolaan Hutan

Selain itu, tambah Abdul, tim lainnya juga terus melakukan pembersihan dan asesmen lanjutan yang difokuskan di Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh.

Kegiatan pencarian dan pertolongan serta pembersihan tersebut, terang Abdul, dilakukan sejak pukul 05.30 WIB.

Namun, sempat dihentikan sementara setelah terpantau awan hitam pekat dan mendung di sekitar Curah Kobokan.

Baca Juga: BRI Berikan Bantuan Kebutuhan kepada Korban Erupsi Gunung Semeru

Berdasarkan laporan visual, pada pukul 06.22 WIB, Gunung Semeru tampak jelas dan teramati asap putih tebal yang meluncur ke arah barat - barat daya hingga 1.000 meter.

Selain melaporkan jumlah korban yang meninggal, Abdul juga melaporkan jumlah korban yang mengalami luka-luka mulai dari luka berat hingga sedang.

"Sementara itu, warga luka-luka ada 104 orang, yang mana sebanyak 32 orang mengalami luka berat dan 82 lainnya luka sedang," tutur Abdul.

Baca Juga: Kenalilah 7 Faktor Penyebab Hipertensi, Salah Satunya Kebiasaan Merokok

Di samping itu, Abdul juga menerangkan bahwa lokasi pengungsian juga mengalami peningkatan menjadi 121 yang terbagi di beberapa titik, meliputi Kecamatan Pronojiwo ada 10 lokasi/525 jiwa, Kecamatan Candipuro 10 lokasi/2.331 jiwa.

Kemudian, Kecamatan Pasirian 4 lokasi/1.307 jiwa, Kecamatan Lumajang 11 lokasi/335 jiwa, Kecamatan Tempeh 13 lokasi/640 jiwa, Kecamatan Sukodono 9 lokasi/204 jiwa, Kecamatan Senduro 4 lokasi/66 jiwa, Kecamatan Sumbersuko 7 lokasi/302 jiwa.

Baca Juga: Konsep Sport Tourism, Piala Presiden Esport 2021 Dapat Mendongkrak Wisata Bali

Adapun Kecamatan Padang 3 lokasi/62 jiwa, Kecamatan Tekung 3 lokasi/67 jiwa, Kecamatan Yosowilangun 7 lokasi/89 jiwa, Kecamatan Kunir 7 lokasi/127 jiwa, Kecamatan Jatiroto 3 lokasi/59 jiwa, Kecamatan Rowokangkung 4 lokasi/37 jiwa, Kecamatan Randuagung 6 lokasi/24 jiwa, Kecamatan Ranuyoso 1 lokasi/26 jiwa, Kecamatan Klakah 5 lokasi/45 jiwa, Kecamatan Gucialit 3 lokasi/11 jiwa, Kecamatan Pasrujambe 2 lokasi/212 jiwa, Kecamatan Tempursari 2 lokasi/23 jiwa dan Kecamatan Kedungjajang 7 lokasi/50 jiwa.

Sementara itu, jelas Abdul, kerusakan dan kerugian yang dihimpun meliputi 31 fasilitas umum terdampak, hewan ternak sapi 764 ekor, kambing/domba 648 ekor dan unggas 1.578 ekor.***

Editor: Elvis Romario

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler