Musim Kemarau di NTT, BMKG Imbau Warga Waspadai Potensi Angin Kencang, Ini Alasannya

- 4 Mei 2022, 20:12 WIB
Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG, Agung Sudiono Abadi saat menyampaikan peringatan dan himbauan kepada masyarakat NTT, Kupang, Rabu, 3 Mei 2022 kemarin
Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG, Agung Sudiono Abadi saat menyampaikan peringatan dan himbauan kepada masyarakat NTT, Kupang, Rabu, 3 Mei 2022 kemarin /ANTARA

PORTAL PAPUA BARAT - Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah memasuki musim kemarau panjang tahunan. Oleh sebab itu, masyarakat pun dimbau untuk waspada saat membuka lahan atau hutan.

Himbauan tersebut tentu bukan tanpa alasan yang mendasarinya. Pasalnya, musim kemarau yang panjang bisa saja memicu terjadi kebakaran hutan atau lahan.

Melansir Antara, stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dan himbauan kepada masyarakat NTT terkait musim kemarau tersebut.

Baca Juga: Mabuk Minuman Keras, Seorang Anggota Polisi Tabrak 4 Orang di Jayapura, 1 Orang Tewas di Tempat

BMKG mengimbau agar masyakat mewaspadai potensi angin kencang yang bersifat kering di musim kemarau di NTT yang berpotensi menyebabkan meluasnya kebakaran hutan dan lahan.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi di Kupang, Rabu, 3 Mei 2022 kemarin.

"Angin kencang yang sifatnya kering berpotensi menyebabkan meluasnya kebakaran hutan dan lahan," kata Agung, dilansir dari Antara, Kamis, 4 Maret 2022.

Baca Juga: 38 Personel Satgas TMMD-113 Diberangkatkan ke Wondama, Dandim 1801/Manokwari: Junjung Kearifan Lokal

Peringatan dini tersebut disampaikan BMKG, jelas Agung, karena mengingat cuaca di wilayah NTT selama tiga hari ke depan (4-6 Mei 2022).

Lantas, Agung pun menerangkan bahwa wilayah NTT yang saat sudah masuk musim kemarau, berpotensi munculnya titik panas (hot spot).

Munculnya titik panas tersebut, tutur dia, tentu saja akan menyebabkan kebakaran hutan dan lahan yang meluas karena kondisi angin kencang yang bersifat kering.

Halaman:

Editor: Elvis Romario

Sumber: ANTARA


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x